Fenomena Haji Jadi Ajang Sensasi di Sosial Media: Cari Duit atau Ibadah?

Wahyu Ganzo
0

 


Zaman sekarang, segalanya bisa dipamerin di sosial media, termasuk ibadah haji. Tapi sayangnya, ada fenomena baru yang mengkhawatirkan: orang-orang berangkat haji bukan karena niat ibadah, melainkan demi sensasi dan... uang! Yup, banyak yang sekarang memanfaatkan perjalanan suci ini buat dapat perhatian, hadiah, bahkan donasi dari netizen di TikTok atau platform lainnya. Lalu, apa bedanya sama jemaah haji asli yang niatnya tulus? Mari kita bahas lebih lanjut!




Di tengah perkembangan teknologi dan sosial media, ada tren baru yang bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Beberapa orang menggunakan momen berhaji buat jadi konten, bukan karena ingin ibadah sepenuh hati. Ini jadi masalah serius karena haji seharusnya momen penuh persiapan spiritual, bukan sekadar ajang pamer atau cari uang.

Yang paling parah, banyak dari mereka yang terkesan "asal jalan", tanpa persiapan matang seperti yang dilakukan oleh jemaah-jemaah sebelumnya. Kalau dibandingin sama jemaah tulen seperti Muhammad Kamin Setiawan atau Kakek Supriadi yang mempersiapkan segala sesuatunya dengan hati-hati, jelas beda banget!





Permasalahan

Jadi, masalahnya di sini adalah bagaimana agama yang suci seperti Islam, terutama haji, jadi semacam komoditas buat orang-orang yang cuma pengen terkenal dan cuan. Para influencer TikTok, misalnya, sering live streaming selama haji dan menerima hadiah atau donasi dari penontonnya. Hal ini bikin banyak orang mempertanyakan: apakah ini masih murni ibadah atau udah jadi bisnis?

Selain itu, banyak dari mereka yang nggak niat untuk menjalani haji sesuai dengan ajaran agama, tapi lebih ke sekadar eksploitasi agama buat kepentingan pribadi. Ini ngebuka diskusi yang lebih luas tentang krisis autentisitas di era digital, di mana orang lebih mementingkan keuntungan daripada makna spiritual di baliknya.

Solusi

Solusinya, menurut video ini, adalah dengan memperkuat kesadaran masyarakat untuk membedakan mana yang asli dan mana yang sekadar sensasi. Ada ajakan juga buat melaporkan akun-akun yang menyalahgunakan ibadah haji atau agama demi kepentingan pribadi di sosial media. Selain itu, penting juga buat semua orang untuk kembali merefleksikan makna sejati dari agama, yaitu sesuatu yang personal dan intim, bukan jadi tontonan publik buat cari cuan.





Pada akhirnya, fenomena ini menunjukkan adanya krisis autentisitas dalam masyarakat kita. Orang jadi lebih peduli sama followers, like, dan donasi ketimbang niat tulus beribadah. Hal ini harus jadi refleksi bagi kita semua. Jangan sampai agama kita yang suci jadi alat komoditas buat kepentingan duniawi.

Kesimpulan

Haji seharusnya bukan ajang buat cari popularitas atau uang. Tapi di era digital ini, banyak orang yang justru memanfaatkannya buat sensasi di sosial media. Yang perlu kita ingat, agama adalah sesuatu yang sakral dan pribadi, nggak seharusnya dijadikan ajang pamer atau eksploitasi demi keuntungan pribadi. Mari kita jaga integritas dan kesucian agama kita, dan laporkan jika ada yang menyalahgunakannya.



Disclaimer

Artikel ini dibuat berdasarkan analisis dari video terkait fenomena sosial media dan Haji, serta berbagai sumber informasi yang dapat diakses di internet. Semua opini yang diutarakan di artikel ini sepenuhnya merupakan hasil interpretasi penulis berdasarkan data dan pengamatan yang ada. Kami tidak bermaksud untuk mendiskreditkan atau merendahkan pihak manapun.

Sumber:

  1. YouTube: Niat Busuk Pengemis Tiktok, Naik Haji Jalan Kaki Demi Belas Kasihan
  2. TikTok, Live Streaming, dan Haji: Refleksi Kehidupan Beragama di Era Digital
  3. Muhammad Kamin Setiawan: Jemaah Haji dengan Persiapan Matang
  4. Eksploitasi Agama di Sosial Media: Perspektif Baru

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
Contact Us